Senin, 11 April 2011

Menata Hati Sebagai Bekal Menjelang Mati

Dalam sejarah, sebelum amanah ini diberikan kepada manusia Tuhan  sudah terlebih dulu menawarkan kepada semua jenis makhluk di muka bumi.  Ternyata, semua mahluk mengakui dirinya tidak mampu menggenggam amanah.  Kecuali, satu makhluk yang konon memiliki unsur paling lengkap di jagad  raya: Manusia.

Karena sudah ketiban sampur memegang amanah inilah, manusia harus  mampu mengolah dirinya sedemikian rupa agar mampu melaksanakan dengan  seefektif dan seefisien mungkin. Pikirannya harus terus berkarya kreatif  untuk keberlanjutan kehidupan bumi, berpikir positif, jangan berbuat  kerusakan, hatinya selalu menep dan santun untuk terus menyapa dan  berasyik masyuk dengan Gusti Allah.
Dalam diri manusia ada unsur cipta, rasa dan karsa. Ketiganya menjadi  alat manusia untuk meraba pergelaran alam semesta ini. Ini alat canggih  yang tidak dimiliki oleh malaikat, jin, maupun seonggok batu yang tentu  saja juga merupakan makhluk Tuhan.

Manusia perlu menganggap alam semesta sebagai teman dan sahabat,  jangan berdiri di atas alam semesta dengan angkuh, congkak dan sombong  dan merasa gumede, adigang adigung adiguna. Sikap menganggap diri lebih  hebat derajatnya daripada alam semesta akan membawa pada eksploitasi  alam. Alam dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga akhirnya rusak.
Sehebat apapun manusia mengolah alam agar lestari, pada kenyataannya  masih lebih baik bila alam melestarikan dirinya sendiri.  Kini, tugas  kita adalah menggenggam dan meneruskan amanah kekhalifahan yang mampu  menjadi pilar tegaknya kebenaran, keadilan dan keindahan di alam  semesta. Sebuah tugas berat dan mulia…

Setidak-tidaknya bila belum mampu berbuat baik, ya jangan berbuat  kerusakan. Sebagaimana tahapan awal seorang sufi menempuh salik, yaitu  berkhalwat, uzlah. Memisahkan diri dari manusia dengan tujuan menyadari  kekotoran dirinya dan agar masyarakat tidak terkotori oleh tangan-tangan  jahatnya.
Manusia… manusia… usiamu sangat pendek di dunia, tata hatimu sebagai bekal menjelang mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar